Halaqah 16 ~ Penjelasan Pembatal Keislaman Keenam (Bagian 2)
HSI Silsilah Pembahasan Kitab Nawaqidul Islam – Halaqah 16
| Penjelasan Pembatal Keislaman Ke Enam Bagian 2
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله
وأصحابه ومن والاه
Halaqah
yang ke enam belas dari Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Nawaqidul Islam yang
ditulis oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Dalil
bahwasanya orang yang mengejek agama Allah dan apa yang berkaitan dengannya
menjadi kafir adalah firman Allah,
قُلْ أَبِاللهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ
لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Katakanlah
wahai Muhammad, apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya, kalian
mengejek-ejek? Janganlah kalian minta udzur. Sungguh kalian telah kufur setelah
keimanan kalian.” [At Taubah 65-66]
Pada
tahun ke-9 ketika Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat
dalam perjalanan dalam rangka perang Tabuk, ada seseorang berkata di dalam
sebuah majelis yang dihadiri oleh yang lain,
مَا رَأَيْتُ مِثْلَ قُرَّائِنَا هَؤُلاءِ لا أَرْغَبَ بُطُونًا ،
وَلا أَكْذَبَ أَلْسِنَةً ، وَلا أَجْبَنَ عِنْدَ اللِّقَاءِ
“Aku
tidak melihat orang-orang yang lebih besar perutnya (lebih banyak makannya),
lebih dusta ucapannya, dan lebih pengecut ketika berperang, daripada mereka.”
Dan
dia memaksudkan mengejek Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan juga para
sahabatnya.
Auf
bin Malik radhiyallāhu ‘anhu salah seorang sahabat Rasulullah shallallāhu
‘alaihi wa sallam ketika mendengar ucapan ini, beliau mengingkari, seraya
berkata,
كَذَبتَ، وَلَكِنَّكَ مُنَافِقٌ لَأُخبِرَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى
الله عليه وسلم
“Engkau
telah berdusta. Akan tetapi engkau adalah seorang munafik, sungguh aku akan
mengabarkan kepada Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.”
Kemudian
beliau segera pergi menuju kepada Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan
ternyata wahyu telah mendahului.
Allah telah mengabarkan kepada Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam tentang
ucapan laki-laki tersebut.
Maka
orang munafik tadi datang dan meminta maaf, meminta udzur kepada Beliau
shallallāhu ‘alaihi wa sallam.
Allah berkata,
وَلَىِٕن سَأَلۡتَهُمۡ لَیَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ
وَنَلۡعَبُۚ
[Surat At-Tawbah 65]
“Dan
kalau engkau bertanya kepada mereka, mereka berkata, sesungguhnya kami hanya
berbincang dan bermain-main saja.”
Maka
Allah menyuruh Nabi-Nya untuk menjawab,
قُلْ أَبِاللهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ
لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Apakah
dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan juga Rasul-Nya, kalian mengejek? Janganlah
kalian minta udzur. Sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.”
Beliau
shallallāhu ‘alaihi wa sallam mengulang-ulang ucapan tersebut dan tidak
menambahnya.
“Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya, kalian mengejek? Janganlah
kalian minta udzur. Sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.”
Ini
menunjukkan kepada kita tentang bahayanya mengejek-ejek segala sesuatu yang
berkaitan dengan agama Allah.
Firman
Allah, قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.” menunjukkan bahwa
mengejek Allah, ayat-ayat-Nya, serta Rasul-Nya, adalah kekufuran.
Allah
mengatakan, كَفَرْتُم (kalian telah kufur).
Padahal saat itu yang mengucapkan ucapan ejekan hanyalah satu orang. Yang
demikian karena orang-orang yang mendengar saat itu ridho terhadap ejekan
tersebut, meskipun mereka tidak mengucapkan.
Allah
Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
(وَقَدۡ نَزَّلَ عَلَیۡكُمۡ فِی ٱلۡكِتَـٰبِ أَنۡ إِذَا
سَمِعۡتُمۡ ءَایَـٰتِ ٱللَّهِ یُكۡفَرُ بِهَا وَیُسۡتَهۡزَأُ بِهَا فَلَا
تَقۡعُدُوا۟ مَعَهُمۡ حَتَّىٰ یَخُوضُوا۟ فِی حَدِیثٍ غَیۡرِهِۦۤ إِنَّكُمۡ إِذࣰا
مِّثۡلُهُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ جَامِعُ ٱلۡمُنَـٰفِقِینَ وَٱلۡكَـٰفِرِینَ فِی
جَهَنَّمَ جَمِیعًا)
[Surat An-Nisa’ 140]
“Dan
sungguh telah Allah turunkan kepada kalian di dalam Al Qur’an, apabila kalian
mendengar ayat-ayat Allah dikufuri dan diejek, maka janganlah kalian duduk
bersama mereka sampai mereka berbicara tentang pembicaraan lain. Sesungguhnya
kalau kalian demikian, maka kalian semisal dengan mereka. Sesungguhnya Allah
mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,
semuanya.”
Apabila
mendengar di sana ada ayat Allah dihina atau Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa
sallam dihina, atau para sahabat dihina, maka janganlah kalian duduk bersama
mereka, sampai mereka merubah tema pembicaraan mereka.
Apabila kalian duduk bersama mereka, santai bersama mereka, tidak tergerak hati
kalian ketika mendengar Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya dihina, niscaya
kalian semisal dengan mereka.
Dan
perlu diketahui bahwa mengejek terkadang dengan lisan, terkadang dengan
tulisan, bahkan bisa dengan isyarat, seperti isyarat mata atau tangan.
Itulah
yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Semoga bermanfaat dan sampai
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Abdullah
Roy
Di kota Jakarta
0 Response to "Halaqah 16 ~ Penjelasan Pembatal Keislaman Keenam (Bagian 2)"
Posting Komentar