Halaqah 20 | Bab 02 Wujubul Islam – Pembahasan Dalil Ketiga QS Al-An’am 153 (Bagian 02)
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه
ومن وله
Halaqah
yang ke-20 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis
oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
Beliau
mengatakan
قال مجاهد: السبل:
البدع والشبهات
Berkata
Mujahid (Ibnu Jabr al Makki) beliau adalah murid seniornya Abdullah Ibnu Abbas,
diantara ucapan beliau
عرضت القرآن على ابن
عباس ثلاثين مرة
_Aku
membacakan mushaf dihadapan Abdullah Ibnu Abbas 3 kali_
أقف عند كل آية
_setiap
ayat aku berhenti dan bertanya kepada beliau tentang ayat ini_
Jadi
bukan hanya tasmi’ tapi juga mengambil tafsir dari Abdullāh Ibn Abbas bukan
hanya sekali tetapi sampai 3 kali, tentunya ini lain sekali beliau sudah faham
dua kali beliau ternyata Abdullah Ibnu Abbas mengulang lagi tafsirnya tentunya
lebih berbekas lagi ditambah yang ketiga tentunya mujahid memiliki kedudukan di
dalam masalah ilmu tafsir apalagi dilihat guru beliau adalah Abdullāh Ibn Abbas
yang didoakan oleh Nabi ﷺ
اللّهُمَّ فَقِّهْهُ
فِي الدِّينِ، وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ
As
Subul – السبل – yang dimaksud
disini – وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ
– adalah – البدع والشبهات – bid’ah², &
bid’ah sesuatu yang berada diluar Islām, kalau itu di dalam Islām yang dibawa
oleh Nabi ﷺ maka itu tidak dinamakan dengan bid’ah,
dia adalah sesuatu yang baru tidak ada di dalam Islām & di dalamnya adalah
subhat kerancuan².
Dari
satu sisi kelihatannya dia adalah benar tetapi setelah dari sisi yang lain
ternyata dia adalah kebatilan, sebagaimana sebagian terkadang mendatangkan
keumuman²
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
[QS Al Ahzab 41]
_wahai
orang² yang beriman hendaklah kalian berdzikir dengan dzikir yang banyak_
Berdalil
dengan ayat ini tentang Dzikir jamaah, ini dengan alasan didalam Al-Quran kita
disuruh untuk berdzikir dengan dzikir yang banyak, orang yang masih kurang keilmuawannya
sulit untuk membendung subhat seperti ini. Dilihat dari satu sisi adalah kita
harus banyak dzikir kepada Allāh ﷻ
tapi setelah dilihat dari sisi yang lain ternyata ini adalah sebuah bidah,
sesuatu yang menyelisihi sunnah karena Nabi ﷺ
tidak melakukan yang demikian.
Jadi
yang menjadi sesuatu yang bidah asalnya amalan tersebut ada tetapi ditambah
dirubah caranya dirubah tempatnya dirubah zamannya dirubah angkanya maka ini
menjadi bidah Idzofiyah, asalnya disyariatkan tetapi ada idhofat (tambahan²)
sehingga jadilah dia sebuah bidah ini yang kadang samar bagi seorang maka
jalan² tadi adalah – البدع والشبهات
– .
Yang
menjadikan perpecahan itu adalah al Bida, adapun syahwat maka ada diantara
orang² yang menempuh jalan yang lurus ini yang dia terjerumus kedalam syahwat,
tapi yang menjadikan iftirokul ummah menjadi 73 golongan (72 golongan
diantaranya masuk kedalam neraka dan 1 golongan merekalah yang masuk kedalam
Surga) yang menjadikan mereka berpecah belah tersebut adalah bidah, adalah
bid’ah² itiqodiah itulah yang menjadikan aliran² (A, aliran B, C(Mutazilah,
Murjiah, Khowarij dan seterusnya)) dan bidah² yang ada pada aliran² tersebut
yang ada di dalam hadits iftirokul ummah adalah bidah² yang tidak sampai
mengeluarkan mereka dari agama Islām, tapi bidah tersebut termasuk dosa besar
& dosa besar bidah ini adalah dosa besar yang berada dibawah kesyirikan
۞ إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن
يَشَاءُ
ۚ …
[QS An Nisa 48]
Bidah
termasuk – دُونَ الشرك – berarti dia masuk
dalam firman Allāh ﷻ -وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ
-Allāh ﷻ masih mengampuni dosa yang dibawah syirik
termasuk bidah diantaranya – لِمَن يَشَاءُ
– bagi orang yang Allāh ﷻ kehendaki.
Oleh
sebab itu aliran² yang ada yang mereka masuk kedalam 72 golongan, keyakinan
ahlu sunnah mereka kelak (mereka dibawah kehendak Allāh ﷻ) kalau Allāh ﷻ menghendaki Allāh ﷻ mengampuni dosa bidah yang dia lakukan,
mungkin saja Allāh ﷻ ampuni mereka, Allāh ﷻ mengampuni sebagian dari mereka tapi kalau
Allāh ﷻ menghendaki maka Allāh ﷻ memasukan dia kedalam Neraka dengan sebab bidah yang mereka
lakukan.
Jadi
bidah yang dilakukan oleh 72 golongan tadi adalah bidah yang tidak mukaffiroh
bidah yang tidak sampai mengeluarkan mereka dari agama Islām. Tapi masuk
kedalam dosa besar yang disebutkan oleh Allāh – وَيَغْفِرُ
مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاء – ada diantara ahlu bidah yang mungkin dia
mukhlis berbeda dengan ahlu bidah yang lain yang keliatan sombong mutakabbir
suka mencela tidak menjaga lisannya ada sebagian ahlu bidah dia menjaga
lisannya & kelihatan di dalam dirinya keinginan untuk mencari kebenaran, mereka
bertingkat².
Oleh
karena itu disini Mujahid menyebutkan
السبل: البدع والشبهات
Yang
dimaksud dengan jalan² tadi adalah bidah²& juga syubhat² itulah yang
menjadikan manusia berpecah belah karena bidah & syubhat ini orang yang
berada di dalamnya menganggap dirinya berada diatas kebaikan sehingga disuruh
untuk kembali kepada jalan yang tengah, jalan yang lurus sulit, menganggap ini
yang benar, yang B-C juga demikian dan seterusnya, akhirnya
۞ …كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
[QS Ar Rum 32]
masing²
merasa gembira hizb nya
Berbeda
dengan ahlu syahwat ketika dia melakukan syahwatnya /mengikuti hawa nafsunya
setelah melakukannya dia dalam keadaan menyesal dan tahu bahwasanya dia itu
salah, meskipun ada seorang yang mungkin ditokohkan di dalam agama dia
mengatakan halal tapi dia tidak akan percaya, apa yang ana lakukan itu adalah
salah, tahu bahwasanya dia diatas kegelapan mengikuti hawa nafsunya &
berkeinginan seandainya kelak dia akan kembali kepada Allāh ﷻ, kembali kepada jalan yang lurus.
Ini
diakui oleh orang² yang minum²an keras atau wanita² yang menjadi pelacur &
di dalam hati kecil mereka, mereka ingin untuk kembali seperti orang yang
normal tapi tidak tahu bagaimana cara kembali, kadang ada diantara mereka yang
menulis disecarik kertas ditempelkan dikamarnya _Ya Allāh ﷻ kapan dia kembali_ mengungkapkan tentang penyesalan dia atas
jalan yang sedang dia jalani sekarang ini, mereka adalah ahli syahwat.
Adapun
ahlu Bidah mereka ahul subhat maka mereka merasa bahwasanya dia berada diatas
jalan yang benar sehingga inilah yang memecah belah umat – فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ –
Sehingga
tidak jauh apabila Mujahid disini menafsirkan assubul disini dengan al Bid’ah
wa syubhat, menunjukan bahwasanya bidah² inilah yang menyebabkan perpecahan
umat. Adapun sunnah maka dia lah yang menyatukan umat, inilah yang mengumpulkan
kita, adapun kalau masing² kita masih berada di dalam aliran² tersebut maka
kita akan terus berpecah belah tapi ketika kita mau berkumpul mempelajari
aqidah yang benar, manhaj yang benar inilah yang akan mengumpulkan kita diatas
jalan ini.
Itulah
yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai
bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya
والسلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
0 Response to "Halaqah 20 | Bab 02 Wujubul Islam – Pembahasan Dalil Ketiga QS Al-An’am 153 (Bagian 02)"
Posting Komentar