Halaqah 14 ~ Penjelasan Pokok Keempat Bagian 1
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه
ومن والاه
Halaqah yang ke-14
dari Silsilah ‘Ilmiyyah Penjelasan Kitāb Al-Ushūlul As-Sittah (6 Kaidah),
sebuah kitāb yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb bin Sulaimān At
Tamimi rahimahullāh.
Beliau rahimahullāh
mengatakan:
اَلْأَصْلُ الرَّابِعُ : بَيَانُ الْعِلْمِ
وَالْعُلَمَاءِ ، وَالْفِقْهِ وَالْفُقَهَاءِ ، وَبَيَانُ مَنْ تَشَبَّهَ بِهِمْ
وَلَيْسَ مِنْهُمْ
• Pokok yang keempat :
Penjelasan makna dari
ilmu dan para ulamā dan makna dari fiqih dan juga para fuqahā’ dan menjelaskan
tentang orang-orang yang menyerupai mereka, padahal dia bukan termasuk ulamā
dan bukan termasuk fuqahā’.
Hal ini juga termasuk
perkara yang penting seperti yang dikatakan oleh pengarang karena banyak
dizaman kita orang yang tidak mengetahui apa itu sebenarnya ilmu, yang telah
datang keutamaannya didalam Al Qur’ān dan juga hadīts-hadīts Nabi shallallāhu
‘alayhi wa sallam.
Yang kita
diperintahkan untuk menuntutnya yang dengannya seseorang mendapatkan derajat
yang tinggi disisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang dengannya di bisa selamat
didunia dan juga diakhirat.
Banyak diantara
saudara-saudara kita yang belum mengetahui apa sebenarnya ilmu tersebut.
Dan para ulamā
menjelaskan yang dimaksud dengan ilmu yang ada didalam Al Qur’ān dan juga
hadīts-hadīts Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang kita didorong dan
dianjurkan untuk menuntutnya yang barangsiapa menuntutnya maka akan dimudahkan
jalan menuju surga dan bahwasanya orang yang menuntutnya berarti Allāh
Subhānahu wa Ta’āla telah menginginkan kebaikan darinya.
Yang dimaksud dengan
ilmu tersebut adalah:
ما قال الله و قال الرسول
“Apa yang dikatakan
oleh Allāh dan apa yang dikatakan oleh rasūl Nya.”
Apabila disitu
disebutkan ilmu, maka yang dimaksud dengan ilmu tersebut adalah ilmu syari’,
ilmu yang bersumber (berdasar) dari Al Qur’ān dan juga hadīts-hadīts Nabi
shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang shahīh.
Didalam ayatnya Allāh
Subhānahu wa Ta’āla mengatakan:
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ
وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَـٰتٍۢ ۚ
“Allāh Subhānahu wa
Ta’āla akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan
orang-orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Al Mujadilah: 11)
Disini Allāh Subhānahu
wa Ta’āla berjanji akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan juga
orang-orang yang diberikan ilmu diangkat oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla
beberapa derajat.
Yang dimaksud dengan
ilmu didalam ayat ini adalah ilmu agama (apa yang dikatakan oleh Allāh dan apa
yang dikatakan oleh rasūl Nya).
Demikian pula firman
Allāh Subhānahu wa Ta’āla menceritakan tentang perintah Allāh kepada Nabi Nya
untuk meminta tambahan ilmu sebagaimana firman Allāh:
وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًۭا
Dan katakanlah wahai
Muhammad, “Wahai Rabbku tambahkanlah kepadaku ilmu”
(QS. Thāhā: 114)
Maka yang dimaksud
dengan ilmu disini adalah apa yang dikatakan Allāh dan Rasūl Nya.
Allāh Subhānahu wa
Ta’āla menyuruh Nabi Nya untuk meminta tambahan, bukan meminta tambahan dunia
atau kekuasaan atau yang lain, akan tetapi disuruh meminta tambahan ilmu, dan
ilmu disini adalah ilmu agama.
Demikan pula ilmu yang
datang didalam hadīts-hadīts Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam maka yang
dimaksud adalah ilmu agama.
Sebagaimana sabda Nabi
shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا
سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang
menuntut atau menempuh sebuah jalan didalam jalan tersebut dia ingin mencari
ilmu agama, ingin mencari ilmu maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memudahkan
dia jalan menuju surga”
(Hadīts shahīh riwayat
Muslim)
Dan jalan disini, bisa
jalan haqiqi seseorang bepergian jauh dengan berjalan kaki atau menggunakan
kendaraan atau yang dimaksud jalan disini adalah jalan maknawi yaitu cara untuk
nendapatkan ilmu.
Seperti seseorang
membaca atau mendengarkan maka ini juga termasuk jalan menuntut ilmu agama,
pahalanya maka Allāh akan memudahkan dia jalan menuju Surga.
Karena orang yang
menuntut ilmu maka dia akan mengetahui yang benar, sehingga dia bisa
mengamalkan kebenaran tersebut, dan orang yang menuntut ilmu maka dia akan
mengenal yang bathil sehingga dia dengan mudah meninggalkan kebathilan
tersebut.
Apabila seseorang
istiqāmah dengan ilmu yang dia miliki mengetahui kebenaran dan meninggalkannya,
dan mengamalkannya dan mengetahui kebathilan kemudian meninggalkannya sampai
dia meninggal dunia maka diharapkan orang yang demikian akan dimudahkan oleh
Allāh Subhānahu wa Ta’āla masuk kedalam surga.
Wallāhu Ta’āla A’lam
Itulah yang bisa kita
sampaikan.
وبالله التوفيق و
الهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_
0 Response to "Halaqah 14 ~ Penjelasan Pokok Keempat Bagian 1"
Posting Komentar