Halaqah 91 | Poin-Poin Penutup Manusia Akan
Dihisab Setelah Dibangkitkan
بسم اللّه الرحمن
الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه
ومن والاه
Halaqah
yang ke-91 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Penjelasan Kitāb Al Ushūlu AtsTsalātsah wa
Adillatuhā yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb At Tamimi rahimahullāh.
Kemudian
beliau mengatakan
وبعد البعث محاسبون
Setelah
dibangkitkan maka mereka akan dihisab oleh Allah ﷻ
Dan
makna hisab adalah dihitung, amalan manusia baik amalan yang baiknya maupun
amalan yang jelek, semuanya baik orang Islam maupun orang kafir, meskipun orang
kafir amalan dia batal dengan sebab kekafirannya, meskipun demikian Allah ﷻ akan menghisab mereka dan hisab disini
akan semakin menambah bencana, kesedihan, ketakutan yang ada pada diri
orang-orang kafir.
Adapun
orang-orang yang beriman akan dihisab oleh Allah ﷻ
dengan hisab yang ringan sebagaimana dalam ayat
فَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ
كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ ٧
فَسَوۡفَ
يُحَاسَبُ حِسَابٗا يَسِيرٗا ٨ [ الانشقاق:7-8
Adapun
orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya, yaitu orang-orang yang
beriman, maka dia dihisab dengan hisab yang ringan.
Hisab
yang ringan bagi orang-orang yang beriman dinamakan hisabul ardhu, al-ardhu
yaitu dinampakkan, akan dinampakkan kepada mereka dosa-dosa mereka sebagaimana
dalam hadits bahwasanya Allah ﷻ ketika sudah dimulai
hisab di padang mahsyar Allah ﷻ akan mendekatkan
orang yang beriman, tidak dibiarkan jauh, didekatkan oleh Allah ﷻ kemudian setelah itu Allah ﷻ akan meletakkan penutupnya sehingga mukmin
tersebut tidak dilihat oleh ahlul mauqif, yaitu orang-orang yang ada di padang
mahsyar.
Setelah
ditutupi maka Allah ﷻ akan menampakkan
kepadanya dosa-dosa tersebut, dan Allah ﷻ
mengatakan ‘apakah engkau mengetahui tentang dosa ini’, dinampakkan dosanya dan
dia melihat dosanya. Setiap kali dia ditanya apakah engkau mengetahui dosa ini,
dia mengatakan na’am wahai Rabb, terus dosa-dosa tersebut dinampakkan
kepadanya, mungkin dia pernah mencuri, mungkin dia pernah melihat sesuatu yang
diharamkan, mungkin dia pernah berzina, mungkin dia pernah berbuat zhalim,
dinampakkan dosa-dosa tersebut dan dia melihat satu persatu dosa-dosa tadi. Dan
setiap kali ditanya tentunya dia akan mengatakan na’am wahai Rabb
حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ
بِذُنُوبِهِ
Ketika
Allah ﷻ sudah menjadikan dia Iqrar, menjadikan dia
mengakui dengan dosa-dosa itu semuanya, bayangkan di dalam hisab ketika
dihitung dinampakkan dosa, apa yang dibayangkan oleh orang tadi yang dia
bayangkan adalah setelah dinampakkan dosa ini berarti azab. Maka disebutkan di
sini
وَرَأَى فِي نَفْسِهِ
أَنَّهُ هَلَكَ
dia
melihat dirinya akan binasa, ternyata dosaku semuanya dinampakkan dan dengan
dinampakkan dia mengira bahwasanya dia akan dicampakkan di dalam neraka dengan
sebab dosa-dosa tersebut.
Kemudian
apa yang terjadi, Allah ﷻ mengatakan ketika
melihat hambanya mengakui dosa-dosa tadi dan melihat bahwasanya dirinya akan
binasa
قَالَ سَتَرْتُهَا
عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ
Allah
ﷻ mengatakan kepada hamba yang mukmin tadi,
dosa-dosa yang tadi ditunjukkan kepadanya itu adalah dosa-dosa yang dulu di
dunia Allah ﷻ tutup sehingga tidak
ada manusia yang mengetahui tentang dosa-dosa tersebut, dan ini adalah anugerah
dari Allah ﷻ hamba tadi melakukan dosa kemudian
ditutupi oleh Allah ﷻ, sebagaimana Allah ﷻ menutupi dosanya di dunia maka ketika
hisab pun ditampakkan dosanya dan Allah ﷻ
menutupi hamba tersebut sehingga tidak dilihat oleh manusia yang lain.
Di
dunia Allah ﷻ tutupi dosanya ketika
dipadang mahsyar pun Allah ﷻ menutupi dosanya.
Tidak dinampakkan diantara manusia yang lain padahal disekitarnya milyaran,
trilliunan manusia yang akan menghadap Allah ﷻ,
akan dihisab.
Allahu
a’lam apakah makna
وَأَنَا أَغْفِرُهَا
لَكَ الْيَوْمَ
maksudnya
hanya sekedar ditutupi saat itu atau maksudnya lebih dari pada itu, yaitu
maghfirah dalam artian dihapus dosanya. Karena makna maghfirah artinya adalah
ditutupi غفر artinya adalah menutupi, jadi saat itu
ditutupi dosanya kemudian setelah itu kalau Allah ﷻ
ingin mengampuni maka Allah ﷻ mengampuni kalau
Allah ﷻ menginginkan untuk di azab maka dia di
azab. Ataukah maknanya ditutupi dosanya sekaligus di ampuni seluruh dosanya,
yang jelas Allah ﷻ mengatakan saat itu وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ.
فَيُعْطَى كِتَابَ
حَسَنَاتِهِ
Maka
akhirnya dia diberikan kitab yang berisi tentang kebaikan-kebaikannya.
Ini
adalah hisab bagi orang-orang yang beriman dan ini menunjukkan bahwasanya hisab
yaitu sebelum pembagian kitab. Adapun orang-orang kafir maka hisab yang akan
mereka dapatkan bukan hanya sekedar dinampakkan tapi di sana ada tasydid, keras
di dalam menghisab mereka.
وَأَمَّا الْكَافِرُ
وَالْمُنَافِقُونَ فَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى
رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
Merekalah
orang-orang yang berdusta atas nama Allah ﷻ,
ketahuilah laknat Allah ﷻ bagi orang-orang yang
zhalim.
Aisyah
رضي الله عنها istri Nabi ﷺ menyebutkan dan bahwasanya Nabi ﷺ berkata
مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ
barang
siapa yang dihisab maka dia akan diazab
قَالَتْ عَائِشَةُ
berkata
Aisyah
فَقُلْتُ أَوَلَيْسَ
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا
Aisyah
mengatakan bukankah Allah ﷻ mengatakan maka dia
akan dihisab dengan hisab yang mudah, Nabi ﷺ
mengatakan مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ orang yang dihisab
maka dia akan diazab, tapi dalam Al-Quran kata Aisyah orang beriman akan
dihisab dengan hisab yang mudah, bukan diazab.
قَالَتْ فَقَالَ
إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ
ternyata
Nabi ﷺ mengatakan sesungguhnya حِسَابًا يَسِيرًا yang dimaksud adalah yaitu dinampakkan
sebagaimana dalam hadits tadi.
وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ
الْحِسَابَ يَهْلِكْ
Akan
tetapi orang yang di munaaqosyah, didebat di dalam hisabnya maka dia akan
binasa, yaitu orang-orang yang musyrik, orang-orang munafiq.
Ini
adalah dua jenis hisab, yang pertama adalah حِسَاب
يَسِير kemudian yang kedua adalah hisabul munaaqosyah.
Dan
ada di antara hamba-hamba Allah ﷻ yang mereka tidak
melewati hisab, yang حِسَابًا يَسِيرًا
saja dia tidak. Mereka adalah 70.000 orang yang digambarkan oleh Nabi ﷺ masuk ke dalam surga tanpa hisab dan tanpa
azab. Antum lihat ketika dihisab dengan حِسَابًا
يَسِيرًا itu bukan perkara yang mudah juga, lihat bagaimana orang yang
beriman diperlihatkan dosa-dosanya sampai ada perasaan di dalam hatinya
bahwasanya dia akan binasa akan diazab dengan sebab dosa-dosa tadi.
Kalau
70.000 orang ini mereka sudah mencapai tingkat yang tinggi dalam keimanan,
mereka adalah orang-orang yang mewujudkan tauhid dengan sebenar-benarnya
sehingga ketika mereka mewujudkan tauhid dengan sebenar-benarnya yaitu
mengesakan Allah ﷻ dengan
sebenar-benarnya, selain mereka meninggalkan syirik yang besar, syirik yang
kecil, kalau sudah sampai derajat yang tinggi dalam keikhlasan di dalam tauhid
maka bersih hatinya dari riya, sum’ah dan yang semacamnya.
Ibadah
mereka penuh dengan keikhlasan tidak dicampuri oleh riya tidak dicampuri oleh
keinginan duniawi, ini tingkatan yang tinggi. Orang yang sampai derajat yang
tinggi di dalam tauhid, abadan, dia tidak akan melakukan yang dinamakan dengan
bid’ah karena ini adalah bagian dari tauhid sebenarnya, yaitu mengesahkan Allah
ﷻ termasuk diantaranya didalam syariat tidak
menjadikan selain Allah ﷻ sebagai pembuat
syariat
إن الحكم إلا لله
Tidaklah
hukum kecuali hanya untuk Allah ﷻ saja.
Allah
ﷻ yang mensyariatkan, menentukan ibadah dan
seterusnya, ini bagian dari tauhid. Orang yang sampai puncak di dalam tauhid,
mewujudkan tauhid dengan sebenar-benarnya maka dia akan menjadi orang yang
benar-benar muttabi’, mengikuti Rasulullah ﷺ.
Sangat erat hubungan antara tauhid ini dengan ittiba’nya seseorang.
Orang
yang sudah mencapai puncak tauhid, mewujudkan tauhid, maka dia tidak akan
mengikuti hawa nafsu karena mengikuti hawa nafsunya seakan-akan dia
mendahulukan hawa nafsu di atas kehendak Allah ﷻ.
Allah ﷻ menghendaki tidak berzina, hawa nafsu
menghendaki dia berzina, seakan-akan dia mendahulukan selain Allah ﷻ di atas Allah ﷻ
Adapun
orang yang mewujudkan tauhid dengan sebenar-benarnya maka dia akan meninggalkan
kemaksiatan, makanya tidak heran kalau mereka juga tidak dihisab, tidak
melakukan banyak dosa, kalau mereka berdosa mereka langsung beristighfar
sehingga mereka masuk ke dalam surga tanpa dihisab tanpa diazab.
Bisakah
kita masuk ke dalamnya? memungkinkan dengan syarat tentunya kita harus
mempelajari tentang tauhid, mempelajari tentang aqidah dengan benar dan kita
harus semangat, memiliki semangat yang tinggi ingin masuk di dalam orang yang
masuk ke dalam surga tanpa hisab, karena حِسَاب
yang يَسِير pun itu bukan perkara yang mudah.
الله تعالى أعلم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
________________________
0 Response to "Halaqah 91 | Poin-Poin Penutup Manusia Akan Dihisab Setelah Dibangkitkan"
Posting Komentar