Halaqah 10 | Bab 01 – Pembahasan Hadits Mu’allaq
السلام عليكم ورحمة
الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه
ومن وله
Halaqah
yang ke-10 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis
oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhāb bin Sulaiman At-Tamimi rahimahullāh.
Di
sini beliau mengatakan وفيه, wa fīhi (وفيه) berarti kalau memang وفيه sebelumnya adalah kembali kepada Al-Bukhāri, maka maksud beliau
وفيه di sini adalah kembali kepada Shahīh
Al-Bukhāri. Meskipun nisbah yang sebelumnya (penyandaran yang sebelumnya)
kepada Al-Imam Al-Bukhāri ini sebagaimana sudah kita sebutkan, ini tidak pas.
Karena
ternyata yang benar dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim, tapi maksud beliau di sini
وفيه maksudnya adalah di dalam Shahīh
Al-Bukhāri, karena beliau menganggap sebelumnya ini diriwayatkan oleh Al-Imam
Al-Bukhāri.
تعليقا
Dan
hadīts ini adalah hadīts yang mu’allaq.
و فيه تعليقا
Di
dalam shahīh Al-Bukhāri tetapi dia adalah hadīts yang mu’allaq yaitu hadīts
yang dihilangkan sanadnya oleh mushanif baik sanadnya tersebut di awal saja
atau sampai pada akhir sanad. Maka ini dinamakan dengan hadīts yang mu’alaq.
Misalnya:
Imam Asy-Syafi’i meriwayatkan dari Imam Mālik, Imam Mālik meriwayatkan dari Nafī’,
Nafī’ meriwayatkan dari Ibnu Umar, Ibnu Umar meriwayatkan dari Rasūlullāh
shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Thayyib.
Kalau
Imam Asy-Syafī’i beliau menghilangkan Mālik, kemudian mengatakan “Qāla nafī’,
maka ini dinamakan dengan apa? Mu’allaq.
Atau
misalnya Nafī’ juga di hilangkan oleh beliau, kemudian beliau mengatakan, “Qāla
Ibnu Umar”, ini juga dinamakan apa? Mu’allaq.
Atau
bahkan seandainya beliau hilangkan juga Ibnu Umar dan mengatakan, “Qāla
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam”, maka ini juga dinamakan mu’allaq.
Jadi
mu’allaq bisa dihilangkan yang pertama saja, atau yang pertama dan kedua, atau
yang pertama, yang kedua dan yang ketiga. Kemudian mengatakan, “Qāla Rasūlullāh
shallallāhu ‘alayhi wa sallam”, maka ini dinamakan dengan hadīts yang mu’allaq.
Dan
hadīts-hadīts yang mu’allaq di dalam shahīh Al-Bukhāri ini banyak, mungkin
lebih dari 1300-an, ini banyak sekali.
Dan
para ulama telah mempelajari hadīts- hadīts yang mu’allaq di dalam shahīh
Al-Bukhāri dan mereka mengambil kesimpulan bahwasanya hadīts-hadīts yang
mu’allaq di dalam shahīh Al-Bukhāri ini bermacam-macam.
Secara
umum terbagi menjadi dua, ada di antara hadīts-hadīts mu’allaq tadi yang
disebutkan oleh Al-Imam Al-Bukhāri dengan jazm.
⇒ Jazm itu artinya memastikan.
Bagaimana
cara memastikannya?
Mengucapkan
qāla
Kalau
beliau mengatakan qāla, berarti beliau sudah menjamin untuk kita jalan ini.
Beliau
sudah menjamin untuk kita rawi-rawi yang beliau hilangkan tadi, itu sudah
beliau jamin. Tidak ada masalah.
Meskipun
beliau mengucapkan, “Qāla Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam”, loh mana
rawi-rawinya? Kalau beliau mengatakan, “Qāla” berarti sudah beliau jamin, tidak
usah takut.
Tetapi
kalau beliau mengatakan, “Qīla” atau mengatakan, “Rūya”, diriwayatkan,
dikatakan, maka ini dinamakan shighatu tamridh berarti di sini ada tamridh
yaitu isyarah tentang penyakit. Nah ini harus diteliti kembali.
Terkadang
shahīh terkadang tidak shahīh, nah jenis yang seperti ini yaitu hadīts-hadīts
yang mu’allaq ini, kalau kita mau mentakhrij hadīts maka harus ditambah dengan
kalimat ta’liqan.
Jangan
antum bilang, “Ini dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhāri”, padahal dia adalah hadīts
yang mu’allaq.
Kalau
dia adalah hadīts yang mu’allaq di dalam shahīh Al-Bukhāri maka antum harus
menambah dengan ta’liqan, “Di dalam shahīh Al-Bukhāri ta’liqan” dan rumusnya
berbeda.
√
Kalau shahīh Bukhāri maka rumusnya خ
(kha)
√ Kalau shahīh Bukhāri dan dia mu’allaq خ ت
(kha, ta).
⇒ Kha, ta (خ ت)
berarti dia adalah di dalam shahīh Bukhāri dan dia mu’allaq.
√
Kalau di shahīh Bukhāri saja, tanpa dita’liq maka dia adalah خ (kha), ini berbeda.
√
Yang ash-shahul kitāb ba’da kitābillāh maksudnya yang ada di dalam shahīh
Bukhārinya. Itu yang di dalam ushulnya.
Dia
adalah ahadītsul ushul (hadīts-hadīts yang merupakan ushulnya/pokok-pokoknya)
itu yang di maksud.
Makanya
di sini syaikh mengatakan bahwasanya وفيه تعليقا,
di dalam shahīh Bukhāri dan dia adalah hadīts yang mu’allaq.
Beliau
mengatakan di sini:
باب الدين يسر وقول
النبي صلى الله عليه وسلم أحب الدين إلى الله الحنيفية السمحة
Di
sini beliau mengatakan وقول النبي صلى الله عليه وسلم-tidak
menyebutkan rawi-rawi antara Al-Imam Al-Bukhāri sampai Nabi shallallāhu ‘alayhi
wa sallam.
Antara
Al-Imam Al-Bukhāri dengan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam banyak rawi,
minimal (kalau tidak salah) antara Al-Imam Al-Bukhāri dengan Nabi shallallāhu
‘alayhi wa sallam yang paling sedikit adalah 3 rawi.
Di
sini langsung beliau mengatakan:
وقول عن النبي صلى الله
عليه وسلم
Itulah
yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, semoga bermanfaat, dan sampai bertemu
kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
0 Response to "Halaqah 10 | Bab 01 – Pembahasan Hadits Mu’allaq"
Posting Komentar